Pengertian
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel, karena itulah sel dapat berfungsi atau bahkan hidup sendiri asalkan kebutuhannya terpenuhi.. Sel adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup baik secara struktural maupun fungsional. Dalam tubuh makhluk hidup sel tidak berkerja sendiri tapi secara berkelompok. Sekelompok sel yang mempunyai fungsi yang sama membentuk jaringan, sekumpulan jaringan akan membentuk organ, sekelompok organ akan membentuk sistem organ dan sekumpulan sistem organ akan membentuk organisme.
Sel mampu melakukan
semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di
dalam sel Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau
disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk
hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari
banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.
Kata sel berasal dari
bahasa latin cellulae yang artinya kamar-kamar kacil. Menurut Campbell di bukunya yang berjudul Biologi jilid
1 (edisi ke delapan). Sel berasal
dari kata “cella ” (Yunani) yang berarti ruangan
berukuran kecil. Sel pertama kali diamati oleh seorang ilmuwan
Inggris, Robert Hook pada tahun 1665. Dan dilanjutkan oleh penelitian Antoni
Van Leuwenhoek yang kemudian terkenal sebagai bapak mikrobiogi. Namun baru pada
akhir abad ke 18 para ilmuwan berhasil menyimpulkan bahwa makhluk hidup
tersusun atas sel. Dan pada tahun 1885 diketahui bahwa sel dapat berkembang
biak dengan membelah diri untuk membentuk sel-sel baru.
Bagian-bagian
dari sel
Sel sebagai bagian terkecil dari suatu
organisme terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, sel terbagi menjadi
3 bagian yaitu:
1. Selaput
plasma (plasmalemma)
2. Sitoplasma
dan Organel
3. Inti sel
Fungsi Sel
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa sel
merupakan pengatur dan pengontrol seluruh aktivitas tubuh makhluk hidup, baik
yang disadari maupun tidak disadari. Fungsi ini dijalankan tidak hanya oleh
satu sel, namun sekelompok sel yang membentuk jaringan, kemudian jaringan
dengan tujuan yang sama akan membentuk organ, lalu beberapa organ membentuk
sistem organ, dan sistem organ membentuk makhluk hidup (organisme). Robert
Hooke merupakan ilmuan pertama yang melakukan pengamatan sel secara tidak
sengaja, ia mengamati sel gabus dari tumbuhan oak di bawah mikroskop dan
kemudian menemukan rongga-rongga kosong seperti sarang lebah, yang kemudian
dinamakan sel. Secara umum fungsi sel yang sekaligus menjadi teori sel adalah
sebagai berikut :
·
Sel sebagai unit fungsional tubuh (Teori yang
dikemukakan oleh Max schultze)
·
Sel sebagai unit struktural tubuh (Teori yang
dikemukakan oleh Mathias Jacob Schleiden dan Theodor Schwaan)
·
Sel sebagai unit pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup (Rudolf Virchow)
·
Sel sebagai kesatuan hereditas (pewarisan
sifat) yang dapat menurunkan sifatnya kepada keturunannya (Teori ini
diperkenalkan oleh Walter Sutton dan Theodor Boveri)
Struktur
Sel
Secara umum sel terdiri atas 3 bagian utama,
yaitu Membran sel, sitoplasma, dan Inti sel. Sel juga memiliki komponen padat
di dalam sitoplasma yang disebut organel sel. Organel – organel sel memiliki
fungsi masing-masing. Berikut adalah penjelasan tentang Bagian-bagian Sel.
1. Membran Sel / Membran plasma
Membran sel adalah selaput tipis yang
merupakan bagian terluar dari sel, membran sel juga sering disebut plasmalema.
Membran sel merupakan bagian yang mengatur hubungan antara komponen dalam sel
dengan lingkungan luar sel. Membran sel terdiri dari lipid (lemak) berupafosfolipid, protein, dan karbohidrat dengan komposisi
yang berbeda-beda tergantung jenis selnya. Sesuai dengan namanya, Fosfolipid
(senyawa lemak) disusun oleh fosfat yang bersifathidrofilik (suka
air) dan lipid yang bersifat hidrofobik (takut
air).
Membran sel berfungsi sebagai
barier/tameng semipermeabel yang memungkinkan molekul yang berukuran kecil
dapat keluar masuk ke dalam sel. Hasil pengamatan mikroskop elektron terhadap
membran sel menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut
sebagai fluid-mosaic model).
Molekul penyusun utama adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan luar membran.
Molekul penyusun utama adalah fosfolipid, yang terdiri dari bagian kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid ini tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah kepela yang pada bagian dalam dan luar membran.
Membran sel disusun oleh setiap fosfolipid
yang berpasangan (lemak) sehingga disebut juga lipid bilayer. Protein yang
dimiliki membran sel adalah protein ekstrinsi (perifer) dan protein intrinsik (integral). Protein ekstrinsi (perifer) adalah protein yang
menempel pada lapisan luar membran, sedangkan protein intrinsik (integral)
adalah protein yang menembus membran. Ikatan antara fosfolipid dan protein
ekstrinsik akan membentuk membran yang disebut lipoprotein. Membran sel dapat
memiliki sifat semipermiabel yaitu mudah dilewati oleh berbagai komponen, juga dapat bersifat selektif permiabel yang artinya hanya dapat
dilewati oleh ion-ion tertentu saja.
Struktur membran sel disusun dari lemak dan protein di mana
setiap komponen diikat oleh ikatan nonkovalen. Selain lemak dan protein,
struktur membran sel juga terdiri dari karbohidrat.
Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler misalnya antara membran plasma dan retikulum endoplasma. Tipe organisme prokariot dan eukariot juga memiliki rasio struktur yang berbeda. Membran mitokondria memiliki rasio struktur protein/lemak yang tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.
Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat). Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar membran. Fosfolipid berperan untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur molekulernya.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Sebagian besar membran mengandung fosfat,
Molekul fosfat ini bersifat hidrofilik (dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air).
Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu dapat mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma. Kolesterol tidak terdapat pada sebagai besar membran plasma tumbuhan dan bakteri.
Lipid yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene. Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat diketahui komposisi lipid pada selaput sel. Lipid yang selalu dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel.
Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler misalnya antara membran plasma dan retikulum endoplasma. Tipe organisme prokariot dan eukariot juga memiliki rasio struktur yang berbeda. Membran mitokondria memiliki rasio struktur protein/lemak yang tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah merah.
Lipid pada membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat). Fosfolipid merupakan lipid yang jumlahnya paling melimpah dalam sebagian besar membran. Fosfolipid berperan untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur molekulernya.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang berarti bahwa molekul ini memiliki daerah hidrofilik maupun daerah hidrofobik. Sebagian besar membran mengandung fosfat,
Molekul fosfat ini bersifat hidrofilik (dapat mengikat air) sedangkan molekul lemak bersifat hidrofobik (tidak dapat mengikat air).
Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu dapat mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma. Kolesterol tidak terdapat pada sebagai besar membran plasma tumbuhan dan bakteri.
Lipid yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene. Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat diketahui komposisi lipid pada selaput sel. Lipid yang selalu dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel.
Karbohidrat
Peran membran karbohidrat sebagai penyusun sel adalah untuk
membedakan tipe-tipe sel di sekitarnya. Karbohidrat juga berperan penting untuk
memilih sel menjadi penyusun berbagai jaringan dan organ dalam embrio hewan.
Pengenalan sel dengan sel juga menjadi dasar penolakan sel asing (penolakan organ cangkokan atau transplantasi) oleh sistem kekebalan.
Karbohidrat pada membran biasanya merupakan rantai pendek bercabang yang tersusun kurang dari 15 unit gula sebagjan diantaranya berikatan kovalen dengan lipid, membentuk molekul yang disebut glikolipid (glycolipid). Akan tetapi sebagian besar karbohidrat berikatan kovalen dengan protein, membentuk glikoprotein.
Pengenalan sel dengan sel juga menjadi dasar penolakan sel asing (penolakan organ cangkokan atau transplantasi) oleh sistem kekebalan.
Karbohidrat pada membran biasanya merupakan rantai pendek bercabang yang tersusun kurang dari 15 unit gula sebagjan diantaranya berikatan kovalen dengan lipid, membentuk molekul yang disebut glikolipid (glycolipid). Akan tetapi sebagian besar karbohidrat berikatan kovalen dengan protein, membentuk glikoprotein.
Protein
Membran protein tersusun atas glikoprotein atau protein yang
bersenyawa dengan karbohidrat. Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu
dalam sel, membran memiliki 12 sampai lebih dari 50 macam protein berbeda.
Protein ini tidak disusun secara acak tetapi setiap lokasi dan orientasinya
disusun pada posisi relatif tertentu pada lipid bilayer.
Protein pada membran tidak simetris yakni bagian luar membran dan bagian dalam membran tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan membran sebelah luar berinteraksi dengan dengan ligan sektraseluer seperti hormon dan faktor pertumbuhan sedangkan bagian dalam dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau protein kinase. Terdapat dua lapisan utama membran protein.
Protein pada membran tidak simetris yakni bagian luar membran dan bagian dalam membran tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan membran sebelah luar berinteraksi dengan dengan ligan sektraseluer seperti hormon dan faktor pertumbuhan sedangkan bagian dalam dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau protein kinase. Terdapat dua lapisan utama membran protein.
Protein integral
Protein integral
adalah protein yang berpenetrasi kedalam lipid bilayer. Protein ini dapat
menembus membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra seluler dan
sitoplasmik dari membran. Protein integral umumnya merupakan protein transmembran,
dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior membran
hidrofobik tersebut.
Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar, yang biasanya bergulung menjadi helix a. pada ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan kelarutan aqueous pada kedua sisi membran.
Daerah hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar, yang biasanya bergulung menjadi helix a. pada ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan kelarutan aqueous pada kedua sisi membran.
Protein perifer
Protein periferal
sama sekali tidak tertanam dalam lipid bilayer. Seluruhnya berlokasi dibagian
luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun
sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui ikatan non kovalen. Protein
ini merupakan anggota yang terikat secara longgar pada permukaan membran,
sering juga pada bagian protein integral yang dibiarkan terpapar. Protein pada
membran menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran.
|
Protein membran
plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain sebagai protein pembawa
(carrier) senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormonal dan
meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein
selaput plasma juga berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan
senyawa-senyawa ekstraseluler.
Protein-protein permukaan luar memberikan ciri individual sel dan macam protein dapat berubah sesuai dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.
Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat berpindah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi. Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel.
Struktur fisiko-kimia protein selaput sel kurang diketahui, mengingat bahwa bentuknya sangat bervariasi. Berdasarkan kajian mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa protein dalam selaput sel berbentuk globular.
Protein-protein permukaan luar memberikan ciri individual sel dan macam protein dapat berubah sesuai dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.
Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat berpindah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi. Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel.
Struktur fisiko-kimia protein selaput sel kurang diketahui, mengingat bahwa bentuknya sangat bervariasi. Berdasarkan kajian mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa protein dalam selaput sel berbentuk globular.
Kompartemen
Membran plasma
membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan). Membran sel
membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma dari
stoplasma.
Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.
Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.
Beberapa fungsi membran sel antara lain adalah
sebagai berikut :
·
Melindungi dan membungkus isi sel.
·
Memisahkan dan mengontrol hubungan bagian
dalam sel dengan linkungan luar.
·
Mengatur pertukaran (transportasi) zat dari
dalam keluar sel atau sebaliknya.
·
Tempat terjadinya reaksi kimia.
2. Sitoplasma (Cairan Sel)
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang
terdapat di dalam membran sel selain inti sel (nukleus). Penyusun utama dari
sitoplasma ada air yang berfungsi sebagai pelarut dan tempat terjadinya reaksi
kimia. Matriks sitoplasma merupakan sitosol(cairan) yang bersifat koloid
(bentuk campuran yang terdiri dari 2 zat yang homogen). Matriks sitoplasma
dapat berubah dari fase gel (semipadat) ke fase sol (cairan). Matriks
sitoplasma memiliki sifat iritabilitas (peka terhadap rangsangan) dan
konduktivitas (mampu memindahkan atau meneruskan rangsangan).
Beberapa fungsi sitoplasma sel antara lain adalah sebagai berikut :
Beberapa fungsi sitoplasma sel antara lain adalah sebagai berikut :
·
Tempat berlangsungnya reaksi kimia dan
metabolisme.
·
Sebagai tempat menjaga fungsi kehidupan sel.
·
Menjaga keadaan di dalam sel.
·
Mengatur transpor zat di dalam sel.
·
Pembentukan energi.
·
Tempat mengontrol pergerakan sel.
Fungsi tersebut
dilakukan oleh organel-organel sel. Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya
bahwa di dalam sitoplasma terdapat komponen-komponen padat yang disebut organel
sel yang memiliki fungsi khusus masing-masing. Fungsi sel adalah untuk
menunjang kehidupan sel tersebut. Beberapa Organel sel antara lain :
·
Mitokondria, berfungsi menghasilkan energi.
·
Lisosom, berfungsi melakukan pencernaan dalam
sel.
·
Ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis
protein.
·
Retikulum Endoplasma, berfungsi untuk
Transportasi berbagai zat di dalam sel.
·
Badan golgi, berfungsi untuk sintesi protein dan
berhubungan dengan kerja ribosom dan retikulum endoplasma.
·
Mikrotubulus, melindungi dan mejaga bentuk sel.
·
Mikrofilamen, berperan dalam proses pergerakan
sel.
·
Kloroplas, berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan.
·
Sentrosom (Sentriol), sebagai tempat
pembelahan sel.
·
dan lain lain.
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel adalah bagian yang umumnya berbentuk
bulat atau lonjong dan sering terletak di tengah sel atau di tepi sel. Nukleus
merupakan bagian terpenting dari kehidupan sel. Nukleus memiliki fungsi utama
sebagai pusat pengendali segala aktivitas sel. Nukleus sel dilindungi oleh
sebuah dinding yang menyerupai membran sel. Struktur pelindung ini disebut
membran inti.
Terdapat beberapa bagian nukleus, yaitu :
Terdapat beberapa bagian nukleus, yaitu :
a. Nukleolus (Anak Inti)
Nukleolus merupakan struktur berbentuk bulat
yang disusun oleh filamen dan butiran-butiran komponen. Anak inti mengandung RNA,
DNA dan bebrapa protein yang berfungsi dalam perakitan ribosom.
Secara umum fungsi dari Nukleus (Inti Sel)
adalah sebagai berikut :
·
Sebagai pusat pengatur dan pengendali segala
aktivitas sel.
·
Tempat penyimpanan informasi genetik organisme
tersebut.
·
Memulai dan mengakhiri suatu tindakan yang
dilakukan oleh sel.
·
Tempat terjadinya sebagian proses pembelahan
sel.
·
b. Nukleoplasma (Cairan Inti)
Nukleoplasma merupakan caira kental menyerupai
jeli yang mengandung protein, ion, enzim dan komponen lainnya. Nukleoplasma
memiliki struktur dan fungsi yang kompleks karena banyaknya kandungan komponen
yang dimiliki.
c. Kromatin
Kromatin merupakan untaian benang-benang halus
yang terdapat di dalam inti sel. Kromatin mengandung DNA, yaitu substansi yang
menyimpan segala informasi genetik suatu makhluk hidup. Saat terjadinya
pembelahan sel, kromatin akan memendek, menebal, dan melingkar membentuk
kromosom.
Dfiferensiasi Sel
Dalam biologi perkembangan, diferensiasi
sel adalah proses ketika sel kurang
khusus menjadi jenis sel yang lebih
khusus. Diferensiasi terjadi beberapa kali selama perkembangan organisme multiselularketika organisme
berubah dari zigot sederhana
menjadi suatu sistem jaringan dan jenis sel yang rumit.
Diferensiasi adalah proses yang lazim pada makhluk dewasa: sel punca
dewasa terpisah dan menciptakan sel anak yang
terdiferensiasi sepenuhnya selama perbaikan jaringan dan perputaran sel normal.
Diferensiasi secara dramatis mengubah ukuran, bentuk, potensial
membran, aktivitas metabolis, dan ketanggapan sel
terhadap sinyal. Perubahan-perubahan itu sebagian besar diakibatkan oleh
modifikasi ekspresi gen yang sangat terkontrol.
Dengan sejumlah pengecualian, diferensiasi sel hampir tidak pernah mengubah
urutan DNA-nya
sendiri. Karena itu, beberapa sel bisa memiliki ciri khas fisik yang sangat
berbeda meski memiliki genom yang sama.
Sebuah
sel yang mampu mendiferensiasikan dirinya ke semua jenis sel organisme dewasa
disebut pluripoten. Sel-sel
seperti itu disebut sel punca embrio pada
hewan dan sel meristem pada
tumbuhan yang lebih tinggi. Sebuah sel yang mampu mendiferensiasikan diri ke
semua jenis sel, termasuk
jaringan plasenta, disebut totipoten.
Pada mamalia, hanya zigot dan blastomer akhir yang
totipoten, sementara pada tumbuhan banyak sel diferensiasi yang menjadi
totipoten melalui serangkaian teknik laboratorium sederhana. Dalam sitopatologi, tingkat
diferensiasi sel dipakai untuk mengukur perkembangan kanker.
"Grade" adalah penanda
diferensiasi suatu sel di dalam tumor.
Mikrofilamen
Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari
kerangka sel (sitoskeleton) yang berupa batang padat
berdiameter sekitar 7 nm dan tersusun atas proteinaktin, yaitu suatu protein
globular. Mikrofilamen ada pada sel eukariot.
Berlawanan dengan peran penahan-tekanan (gaya tekan) mikrotubula,
peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton ialah untuk menahan tegangan
(gaya tarik). Dengan bergabung dengan protein lain, mikrofilamen sering
membentuk jalinan tiga dimensi persis di dalam membran
plasma, yang membantu mendukung bentuk sel. Jalinan ini
membentuk korteks (lapisan sitoplasma luar) sel tersebut mempunyai kekentalan
semipadat seperti gel, yang berlawanan dengan keadaan sitoplasma dalamnya yang
lebih cair (sol). Dalam sel hewan yang terspesialisasi untuk mengangkut materi
melintasi membran plasma, berkas mikrofilamen membentuk inti mikrovili, penonjolan
halus yang meningkatkan luas permukaan sel. Mikrofilamen dikenal baik karena
perannya dalam pergerakan sel khususnya sebagai bagian alat kontraksi sel otot. Ribuan filamen aktin
disusun sejajar satu sama lain di sepanjang sel otot yang diselingi dengan
filamen yang lebih tebal yang terbentuk dari protein yang disebut miosin. Kontraksi
otot terjadi akibat mikrofilamen dan miosin yang saling melncur melewati yang
lain, yang akan memperpendek selnya.
Aktivitas mikrofilamen menyebabkan pergerakan seperti aliran sitoplasma
dan gerak ameboid (gerak sel
tunggal protista, cendawan, dan hewan yang menggunakan protoplasmanya yang
mengalir keluar dari sel unuk membentuk semacam kaki semu atau pseudopod, kemudian bagian
sel yang tertinggal maju ke arah pseudopod hingga menghasilkan gerak sel di
suatu permukaan). Mikrofilamen terlihat melalui mikroskop fluoresensi
dengan bantuan antibodi antiaktin(diperoleh dari
lawan aktin pada hewan) atau dengan analog fluoresen falotoksin (berasal
dari cendawan Amanita phalloides), yang secara khas berikatan
dengan molekul aktin (atau lir-aktin)).
Filamen
Intermediat
Filamen intermediat merupakan bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang memiliki
diameter antara 8 hingga 12 nm, lebih besar daripada diameter mikrofilamen tetapi lebih
kecil daripada diameter mikrotubula, yang fungsinya
untuk menahan tarikan (seperti mikrotubula). Filamen intermediet terdiri
dari berbagai jenis yang setiap jenisnya disusun dari subunit molekuler berbeda
dari keluarga protein yang beragam yang disebut keratin. Mikrotubula dan mikrofilamen, sebaliknya mempunyai
diameter dan komposisi yang sama di seluruh sel eukariot. Dibandingkan mikrofilamen dan mikrotubula yang
sering dibongkar-pasang dalam berbagai macam bagian sel. Filamen
intermediet termasuk peralatan sel yang lebih permanen. Perlakuan
kimiawi yang memindahkan mikrofilamen dan mikrotubula dari sitoplasma
meninggalkan jalinan filamen intermediet yang mempertahankan bentuk aslinya.
Berbagai jenis filamen intermediet kemungkinan berfungsi sebagai kerangka
keseluruhan sitoskeleton.
Ref :