Macam-macam Teori Psikologi Kepribadian :
1.
Piaget (Tahapan Pengembangan Kognitif)
Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif tetap menjadi salah satu yang paling sering dikutip dalam psikologi, meskipun menjadi subjek yang cukup kritik. Sementara banyak aspek teori tidak teruji oleh waktu, namun ide intinya tetap penting yaitu: anak-anak berpikir berbeda daripada orang dewasa.
Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif tetap menjadi salah satu yang paling sering dikutip dalam psikologi, meskipun menjadi subjek yang cukup kritik. Sementara banyak aspek teori tidak teruji oleh waktu, namun ide intinya tetap penting yaitu: anak-anak berpikir berbeda daripada orang dewasa.
2. Freud (Tahapan Pembangunan Psikoseksual)
Selain menjadi salah satu pemikir terbaik di bidang pengembangan kepribadian, Sigmund Freud tetap menjadi salah satu yang paling kontroversial. Pada tahap teori tentang perkembangan psikoseksual, Freud menyarankan bahwa kepribadian berkembang secara bertahap yang berkaitan dengan zona erotis tertentu. Kegagalan untuk berhasil menyelesaikan tahap ini, akan menyebabkan masalah kepribadian di masa dewasa.
Selain menjadi salah satu pemikir terbaik di bidang pengembangan kepribadian, Sigmund Freud tetap menjadi salah satu yang paling kontroversial. Pada tahap teori tentang perkembangan psikoseksual, Freud menyarankan bahwa kepribadian berkembang secara bertahap yang berkaitan dengan zona erotis tertentu. Kegagalan untuk berhasil menyelesaikan tahap ini, akan menyebabkan masalah kepribadian di masa dewasa.
3. Freud (Struktural Model Kepribadian)
Konsep Freud tentang id, ego dan superego telah menjadi terkenal, meski kurangnya dukungan dan skeptisisme besar dari banyak peneliti. Menurut Freud, tiga unsur dari kepribadian-yang dikenal sebagai id, ego, dan superego bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
Konsep Freud tentang id, ego dan superego telah menjadi terkenal, meski kurangnya dukungan dan skeptisisme besar dari banyak peneliti. Menurut Freud, tiga unsur dari kepribadian-yang dikenal sebagai id, ego, dan superego bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
-
Id
Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang
hadir sejak lahir atau sistem dasar kepribadian. Aspek kepribadian sepenuhnya
sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id
adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.Id
didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari
semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas
langsung, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan. Sebagai contoh,
peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan
atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa
kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis
sampai tuntutan id terpenuhi. Dorongan-dorongan dari Id dapat dipusatkan
melalui proses primer yang dapat diperoleh dengan tiga cara:
-
Perbuatan.
Seorang bayi yang sedang timbul dorongan primitifnya,misalnya menangis karena
ingin menyusui ibunya. Bayi akan berhenti menangis ketika ia menemukan putting
susu ibunya dan mulai menyusu.
-
Fungsi
kognitif. Yaitu kemampuan individu untuk membayangkan atau mengingat hal-hal
yang memuaskan yang pernah dialami dan diperoleh. Dalam kasus ini individu akan
berhayal terhadap hal-hal yang nikmat atau menyenangkan.
-
Ekspresi
dari Afek atau Emosi. Yaitu dengan memperhatikan emosi tertentu akan terjadi pengurangan
terhadap dorongan-dorongan premitifnya.
Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu
realistis atau bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip
kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan
dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam
ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id
mencoba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan
melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang
diinginkan sebagai cara untuk memuaskan kebutuhan.
-
Ego
Ego adalah dibawa sejak lahir, tetapi berkembang
seiring dengan hubungan individu dengan lingkungan. Prinsipnya realitas atau
kenyataan. Untuk bisa bertahan hidup,individu tidak bisa semata-mata bertindak
sekedar mengikuti impuls-impuls atau dorongan-dorongan,individu harus belajar
menghadapi realitas.sebagai ilustrasi dari pernyataan ini,”seorang anak harus
belajar bahwa dia tidak bisa mengambil makanan karena terdorong secara impulsif
ketika dia melihat makanan”. Jika ia mengambil makanan itu dari orang yang
lebih besar,maka ia akan kena pukul. Ia harus memahami realita sebelum
bertindak. Bagian dari jiwa atau struktur kepribadian yang menunda impuls
secara langsung dan memahami realita seperti ini disebut ego.
Menurut Freud, ego adalah struktur kepribadian yang
berurusan dengan tuntutan realita,berisi penalaran dan pemahaman yang tepat.
Ego berusaha menahan tindakan sampai dia memiliki kesempatan untuk memahami
realitas secara akurat,memahami apa yang sudah terjadi didalam situasi yang
berupa dimasa lalu,dan membuat rencana yang realistik dimasa depan. Tujuan ego
adalah menemukan cara yang realistis dalam rangka memuaskan Id.
Ego mempunyai beberapa fungsi diantaranya : menahan
menyalurkan dorongan, mengatur desakan dorongan-dorongan yang sampai pada kesadaran,
mengarahkan suatu perbuatan agar mencapai tujuan yang diterima, berfikir logis
serta mempergunakan pengalaman emosi-emosi kecewa sebagai tanda adanya suatu
yang salah,yang tidak benar,agar kelak dapat dikategorikan dengan hal lain
untuk memusatkan apa yang akan dilakukan sebaik-baiknya.
-
Super Ego
Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian
adalah superego. superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar
internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua
dan masyarakat - kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk
membuat penilaian.
Ada dua bagian superego:
Yang ideal ego mencakup aturan dan standar untuk
perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang disetujui oleh figur
otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan
kebanggaan, nilai dan prestasi.
Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang
dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan
menyebabkan buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan.
Superego bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia
bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan
perjuangan untuk membuat tindakan ego atas standar idealis lebih karena pada
prinsip-prinsip realistis. Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.
Interaksi dari Id, Ego dan superego
Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk
melihat bagaimana konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud
menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi
meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat
secara efektif mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego
terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau
terlalu mengganggu.
4. Erikson (Tahapan Pembangunan Psikososial)
Teori Erik Erikson tentang delapan tahap perkembangan manusia adalah salah satu teori terbaik yang dikenal dalam psikologi. Teori ini didasarkan pada tahapan Freud tentang perkembangan psikoseksual, Erikson memilih untuk fokus pada pentingnya hubungan sosial pada pengembangan kepribadian. Teori ini juga melampaui masa kanak-kanak untuk melihat perkembangan di seluruh umur.
Teori Erik Erikson tentang delapan tahap perkembangan manusia adalah salah satu teori terbaik yang dikenal dalam psikologi. Teori ini didasarkan pada tahapan Freud tentang perkembangan psikoseksual, Erikson memilih untuk fokus pada pentingnya hubungan sosial pada pengembangan kepribadian. Teori ini juga melampaui masa kanak-kanak untuk melihat perkembangan di seluruh umur.
Tahap
1. Trust vs Mistrust (percaya
vs tidak percaya)
·
Terjadi
pada usia 0 s/d 18 bulan
·
Tingkat
pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara kelahiran sampai
usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup.
·
Oleh
karena bayi sangat bergantung, perkembangan kepercayaan didasarkan pada
ketergantungan dan kualitas dari pengasuh kepada anak.
·
Jika
anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam
dunia. Pengasuh yang tidak konsisten, tidak tersedia secara emosional, atau
menolak, dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada anak yang di asuh.
Kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan akan menghasilkan ketakutan dan
kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat di tebak.
Tahap 2.
Otonomi (Autonomy) VS malu dan
ragu-ragu (shame and doubt)
·
Terjadi
pada usia 18 bulan s/d 3 tahun
·
Tingkat
ke dua dari teori perkembangan psikososial Erikson ini terjadi selama masa awal
kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri.
·
Seperti
Freud, Erikson percaya bahwa latihan penggunaan toilet adalah bagian yang
penting sekali dalam proses ini. Tetapi, alasan Erikson cukup berbeda dari
Freud. Erikson percaya bahwa belajar untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang
akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian.
·
Kejadian-kejadian
penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan
makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian.
·
Anak
yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara
yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri
sendiri.
Tahap 3.
Inisiatif (Initiative) vs rasa
bersalah (Guilt)
·
Terjadi
pada usia 3 s/d 5 tahun.
·
Selama
masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia
melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. Mereka lebih
tertantang karena menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut
perilaku aktif dan bertujuan.
·
Anak
yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten dalam memimpin orang
lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.
·
Mereka
yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan bersalah, perasaan
ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah yang tidak menyenangkan
dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat merasa sangat
cemas.
·
Erikson
yakin bahwa kebanyakan rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa
berhasil.
Tahap
4. Industry vs inferiority (tekun
vs rasa rendah diri)
·
Terjadi
pada usia 6 s/d pubertas.
·
Melalui
interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap
keberhasilan dan kemampuan mereka.
·
Anak
yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun peasaan kompeten
dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya.
·
Anak
yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru,
atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.
·
Prakarsa
yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk terlibat dengan
pengalaman-pengalaman baru.
·
Ketika
beralih ke masa pertengahan dan akhir kanak-kanak, mereka mengarahkan energi
mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
·
Permasalahan
yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar adalah berkembangnya rasa rendah
diri, perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif.
·
Erikson
yakin bahwa guru memiliki tanggung jawab khusus bagi perkembangan ketekunan
anak-anak.
Tahap 5. Identity vs identify confusion (identitas
vs kebingungan identitas)
·
Terjadi
pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun
·
Selama
remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya.
·
Anak
dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana
mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan).
·
Anak
dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa
–pekerjaan dan romantisme, misalnya, orangtua harus mengizinkan remaja
menjelajahi banyak peran dan jalan yang berbeda dalam suatu peran khusus.
·
Jika
remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan positif
untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai.
·
Jika
suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak secara memadai
menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak dijelaskan, maka
kebingungan identitas merajalela.
·
Namun
bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal, kepekaan
diri, perasaan mandiri dan control dirinya akan muncul dalam tahap ini.
·
Bagi
mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul
rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.
Tahap
6. Intimacy vs isolation (keintiman
vs keterkucilan)
·
Terjadi
selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun)
·
Erikson
percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat
dan siap berkomitmen dengan orang lain.
·
Mereka
yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman.
·
Erikson
percaya bahwa identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan
yang intim. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang memiliki sedikit
kepakaan diri cenderung memiliki kekurangan komitemen dalam menjalin suatu
hubungan dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan depresi.
·
Jika
mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam
interaksi dengan orang.
Tahap
7. Generativity vs Stagnation (Bangkit
vs Stagnan)
·
Terjadi
selama masa pertengahan dewasa (40an s/d 50an tahun).
·
Selama
masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap karir dan
keluarga.
·
Mereka
yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka berkontribusi
terhadap dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta komunitas.
·
Mereka
yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif dan tidak terlibat di
dunia ini.
Tahap
8. Integrity vs depair (integritas
vs putus asa)
·
Terjadi
selama masa akhir dewasa (60an tahun)
·
Selama
fase ini cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu.
·
Mereka
yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma dan
mengalami banyak penyesalan.
·
Individu
akan merasa kepahitan hidup dan putus asa
·
Mereka
yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan
dan kegagalan yang pernah dialami.
·
Individu
ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
5. Kohlberg (Tahapan Pembangunan Moral)
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori pengembangan psikologi kepribadian yang berfokus pada pertumbuhan pemikiran moral. Bangunan pada proses dua-tahap yang diusulkan oleh Piaget, kemudian Kohlberg memperluas teori untuk meliputi enam tahapan yang berbeda. Sementara teori tersebut telah dikritik karena beberapa alasan yang berbeda, termasuk kemungkinan bahwa ia tidak mengakomodasi jenis kelamin yang berbeda dan budaya yang sama, tetapi teori Kohlberg tetap penting dalam pemahaman tentang pengembangan psikologi kepribadian.
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori pengembangan psikologi kepribadian yang berfokus pada pertumbuhan pemikiran moral. Bangunan pada proses dua-tahap yang diusulkan oleh Piaget, kemudian Kohlberg memperluas teori untuk meliputi enam tahapan yang berbeda. Sementara teori tersebut telah dikritik karena beberapa alasan yang berbeda, termasuk kemungkinan bahwa ia tidak mengakomodasi jenis kelamin yang berbeda dan budaya yang sama, tetapi teori Kohlberg tetap penting dalam pemahaman tentang pengembangan psikologi kepribadian.
6. Allport mengemukakan bahwa “Personality is the dinamic organization
within the individual of those psychophysical systems that determine his unique
adjustment to his environtment”. Secara harfiah, pengertian itu dapat
diartikan bahwa: “kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri
individu tentang sistem psikofisik yang menentukan penyesuaiannya yang unik
terhadap lingkungannya”. Secara lebih rinci definisi Allport ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.
-
Dynamic, merujuk kepada perubahan kualitas perilaku (karakteristik)
individu, dari waktu ke waktu, atau dari situasi ke situasi.
-
Organization, yang menekankan pemolaan bagian-bagian struktur
kepribadian yang independen, yang masing-masing bagian tersebut mempunyai
hubungan khusus satu sama lainnya. Ini menunjukkan bahwa kepribadian itu bukan
kumpulan sifat-sifat, dalam arti satu sifat ditambah dengan yang lainnya,
melainkan keterkaitan antara sifat-sifat tersebut, yang satu sama lainnya
saling berhubungan atau berinterelasi.
-
Psychophysical Systems, yang terdiri atas kebiasaan,
sikap, emosi, motif, keyakinan, yang kesemuanya merupakan aspek psikis, tetapi
mempunyai dasar fisik dalam diri individu, seperti: syaraf, kelenjar, atau
tubuh individu secara keseluruhan. Sistem psikofisik ini meskipun mempunyai
fondasi pembawaan, namun dalam perkembangannya lebih dipengaruhi oleh hasil
belajar, atau diperoleh melalui pengalaman.
-
Determine, yang menunjuk pada peranan motivasional sistem psikofisik.
Dalam diri individu, sistem ini mendasari kegiatan-kegiatan yang khas, yang
mempengaruhi bentuk-bentuk. Sikap, keyakinan, kebiasaan, atau elemen-elemen
sistem psikofisik lainnya muncul melalui sistem stimulus, baik dari lingkungan,
maupun dari dalam diri individu sendiri.
-
Unique, yang menunjuk pada keunikan atau keragaman tingkah laku
individu sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya. Dalam proses
penyesuaian diri terhadap lingkungan, tidak ada reaksi atau respon yang sama
dari dua orang, meskipun kembar identik.
Pengertian
yang dikemukakan oleh Allport ini menunjukkan bahwa kepribadian itu bersifat
dinamis dan unik. Dinamika kepribadian terkait dengan dimensi waktu dan
lingkungan dimana individu itu berada. Keunikan kepribadian membuat setiap
individu memberikan reaksi atau respon yang berbeda-beda terhadap lingkungan.
Sumber :
http://harycalonpsikolog.wordpress.com/2011/11/30/teori-kepribadian-aliran-psikoanalisa-sigmund-freud/
No comments:
Post a Comment