A. Pengertian
Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya,
stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress
disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut
strain.
Suwondo(1996)
mendifinisikan stess sebagai suatu
keadaan psikologik yang merupakan representatif dari transaksi khas dan
problematika antara seseorang dengan lingkungannya. Menurut
Lazarus dan folkman stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh
tuntutan fisik dari tubuh(kondisi penyakit, latihan, dll) atau diakibatkan
kondisi lingkumgan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak
terkendali atau melebihi kemampuan
individu untik melakukan coping. Lazarus menjelaskan bahwa stres juga dapat
diartikan sebagai :
1. Stimulus, yaitu stres
merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau
disebut juga dengan stressor.
2. Respon, yaitu stres merupakan suatu
respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang
menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara fisiologis, seperti : jantung berdebar, gemetar dan pusing
serta psikologis seperti :takut, cemas,
sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
3. Proses, yaitu stres digambarkan
sebagai suatu proses dimana
individu secara aktif dapat memepengaruhi dampak stres melalui
strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Reaksi
fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress disebut sebagai
general adaption syndrome, yang terdiri dari tiga fase:
a. Alarm
Reaction (reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi
stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh
akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme
untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah
dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
b. The stage of resistance
(reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melampaui
tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-hejala
psikis somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti
kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak
senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya
c. Stage of
exhaustion (reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikomatis
tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan,
mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan
lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan.
Menurut
Hans Selya membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan :
a. Eustress adalah respon stress ringan yang menimbulkan
rasa bahagia, senang, menantang dan menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang
terjadi bersifat positif, misalnya lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi
suatu perkawinan.
b. Distress merupakan respon stress yang buruk dan
menyakitkan sehingga tak mampu lagi diatasi
c. Optimal stress atau Neustress adalah stress
yang berada antara eutress dan distress, merupakan proses stress yang menekan
namun masih seimbang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih bergairah,
berprestasi, emingkatkan produktivitas kerja dan berani bersaing.
B. Penyebab
Menurut
Lazarus dan Folkman, kondisi fisik, lingkungan, dan sosial merupakan penyebab
dari kondisi stres disebut dengan stressor.Istilah stressor pertama kali
diperkenalkan oleh selye. Jenis –jenis stressor dikelompokkan sebagai berikut :
masalah perkawinan, masalah keluarga, masalah hubungan interpersonal, masalah
pekerjaan, lingkunagn hidup, masalah hukum, keuangan, perkembangan penyakit
fisis dan lain-lain Adapula yang membagi stressor menjadi:
a. Stressor
fisis : seperti panas, dingin, suara bising dan sebagainya
b. Stressor
sosial seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, pekerjaan, karir,
masalah keluarga, hubungan intepersonal, dan
lain-lain.
c. Stessor psikis misalnya
frustasi, rendah diri,perasaan berdosa, masa depan yang tidak jelas dan
sebagainya.
Lazarus
dan Cohen mengklasifikasikan stressor ke dalam tiga kategori, yaitu :
1.
Catacylsmic events. Fenomena besar atau
tiba-tiba terjadi, kejadian-kejaidn penting yang mempengaruhi banyak orang,
seperti bencana alam.
2.
Personal stressor. Kejadian-kejadian
penting yang mempengaruhi seikit orang atau sejumlah orang tertentu,
seperti krisis keluarga.
3.
Backgorund stressor. Pertikaian atau permasalahan
yang biasa terjadi setiap hari, seperti masalah dalam pekerjaan dan rutinitas
pekerjaan.
Ada
beberapa jenis-jenis stressor psikologis (dirangkum dari folkman, 1984;
Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992) yaitu:
1.
Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena
adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan terentu maupun
tuntutan tingkah laku tertentu. Secara umum tekanan mendorong individu untuk
meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah
laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan
memiliki bentuk yang berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa
kasus tertentu dapat menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses
pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku
maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau
kombinasi dari keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self
esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa
tekanan waktu atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa
kompetisi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam
pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.
2.
Frustasi
Frustasi dapat terjadi
apabila usaha individu mencapai sasaran tertentu mendapat hambatan atau
hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan. Frustasi juga
dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang mengancam,
seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun depresi.
3.
Konflik
Konflik terjadi ketika
individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih
dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu
bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
a. Approach – approach conflict,
terjadi apabila individu harus satu diantara dua alternative yang sama
sama disukai misalnya saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara
dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya
kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini
biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b. Avoidence
– avoidence conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan
yang sama sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil muda yang hamil
diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum
mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik
jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu
untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memilki konsekuensi yang
tidak menyenangkan.
c. Approach
– avoidence conflict, adalah situasi dimana individu merasa tertarik
sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseeorang atau suatu objek
yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena
khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya
kelak tanpa rokok
Berdasarkan
pengertian stressor diatas dpat disimpulkan kondisi fisik, lingkungan
dan sosial yang menjadi penyebab dari kondisi stres.
C. Tipe
Ada empat tipe stres yang dibagi dalam dua
kelompok, yakni positif stres dan negatif stres. Yang termasuk dalam positif
stres adalah eustres,
yakni saat stres muncul, seseorang justru lebih produktif atau malah lebih
kreatif dalam menyelesaikan pekerjaan.
Positif stres bisa membantu kita melakukan
perubahan dalam hidup. Tak sedikit yang berganti profesi atau menemukan jalan
keluar yang jitu dari suatu masalah. Positif stres juga membantu kita menyadari
ada sesuatu yang salah dan harus diperbaiki. Penemuan-penemuan penting dalam
bidang teknologi atau disain kreatif biasanya berasal dari stres tipe ini.
Yang termasuk dalam kelompok negatif stres
diantaranya adalah distress.
Perasaan stres ini muncul saat seseorang sedang frustasi, takut, atau punya
kemarahan yang belum dilampiaskan. Bila terlalu sering mengalami distress, akibatnya adalah tekanan mental.
Kemudian ada juga understress, yang terjadi saat seseorang mulai
kehilangan tantangan. Manajemen kantor yang salah atau minimnya kesempatan
untuk berpartisipasi dan menunjukkan skill sering
menyebabkan stres tipe ini. Understress bisa
mendorong kita pada masalah baru. Jenuh dan perasaan tak berdaya adalah dua
efek dari stres ini, akibatnya kita jadi kehilangan motivasi untuk bekerja.
Tipe negatif stres terakhir adalah over-stress. Stres ini terjadi setelah seseorang
bekerja keras atau berusaha berlebihan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan demi
memenuhi tenggat. Kondisi ini terus berulang karena kita tak punya waktu untuk
break dan menarik napas sejenak, sehingga pikiran kita hanya terfokus pada cara
menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Over-stress bisa
berakibat pada berkurangnya kemampuan atau kreatifitas.
D. Penanggulangan
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
stress, antara lain :
-
Istirahat
Istirahat
yang cukup jangan sampai kekurangan tidur karena denga tidur yang cukup akan
membantu Anda merasa segar dan menjadi produktif terhadap pekerjaan Anda dan
tanggung jawab. Ini akan membantu membersihkan pikiran dan objektif dalam
menganalisa sebuah masalah.
-
Menyusun Kembali
Penilaian
Ini
berarti mencari arti yang berbeda, sudut pandang yang berbeda-beda baik pro
maupun ko, peluang-peluang pelajaran yang dapat kita pelajari. Kemampuan
menciptakan keberuntungan dengan tiba-tiba atau kata lain latar yang
berbeda. Pengalaman apapun akan menciptakan rasa senang atau tidak senang
tergantung bagaimana merasakannya.
-
Relaksasi dan
menarik nafas dalam-dalam
Teknik
ini mudah dilakukan dengan beberpa cara misalnya meditasi, yoga, dan olah raga.
-
Proyeksikan emosi
Cobalah
untuk meproyeksikan emosi yang sedang dihadapi. Misalnya misalnya dengan
berrbagi pemikiran dengan orang-orang yang anda percayai yang netral dalam
melihat permasalahan sehingga anda dapat mendapatkan saran, nasehat yang
orisinil tanpa dipengaruhi ego dan kepentingan
-
Visualisasi
Yaitu
mengenang memori kita yang menyenangkan, sehingga terlupakan hal-hal yang
menyedihkan, menyakitkan, dan hal-hal yang membuat kita tidak merasa enak.
-
Mengendalikan
dorongan hati
Karakteristik
emosi ini yang memperbolehkan seseorang menunda kesenangan. Tes Marshmallow
yang terkenal, menggambarkan pengaturan emosi atau mengendalikan keadaab dengan
baik.
-
Mengelola suasana
hati (mood)
Yaitu
meliputi kecakapan tentang tenang, menghilangkan kegelisahan, kesedihan, atau
sesutau yang menjengkelkan.
-
Mengungkapkan dan
mengelolah emosi
Mengelola
emosi tidak berarti menekan perasaan. Menurut Aristoteles, setiap orang
memunculkan rasa marah itu mudah, tetapi untuk marah kepada orang yang tepat,
pada tingkat yang tepat, waktu, tujuan, dan dengan cara yang tepat itu tidak
mudah.
-
Mengalihkan
perhatian
Cobalah
untuk relaksasi dengan melakukan hobby anda seperti mendengar musik, menonton
film, membaca, melukis, bercanda dengan teman-teman dan apapun yang dapat
membantu menenangkan anda dan memberi suasana hati yang kondusif.
Sumber :
http://blogkputih.blogspot.com/2012/01/pengertian-stress-dan-general.html