Sunday, June 23, 2013

Tugas 3 Kesehatan Mental : Stress

A.    Pengertian
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Suwondo(1996) mendifinisikan stess sebagai suatu keadaan psikologik yang merupakan representatif dari transaksi khas dan problematika antara seseorang dengan lingkungannya. Menurut Lazarus dan folkman stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh(kondisi penyakit, latihan, dll) atau diakibatkan kondisi lingkumgan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untik melakukan coping. Lazarus menjelaskan bahwa stres juga dapat diartikan sebagai :
1.      Stimulus, yaitu  stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau disebut juga dengan stressor.
2.      Respon, yaitu stres merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara fisiologis, seperti : jantung berdebar, gemetar dan pusing serta psikologis seperti :takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
3.      Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat memepengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress disebut sebagai general adaption syndrome, yang terdiri dari tiga fase:
a.       Alarm Reaction (reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
b.     The stage of resistance (reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-hejala psikis somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya
c.       Stage of exhaustion (reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikomatis tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan.


Menurut Hans Selya membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan :
a. Eustress adalah respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang dan menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
b. Distress merupakan respon stress yang buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi diatasi
c. Optimal stress atau Neustress adalah stress yang berada antara eutress dan distress, merupakan proses stress yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, emingkatkan produktivitas kerja dan berani bersaing.

B.     Penyebab
Menurut Lazarus dan Folkman, kondisi fisik, lingkungan, dan sosial merupakan penyebab dari kondisi stres disebut dengan stressor.Istilah stressor pertama kali diperkenalkan oleh selye. Jenis –jenis stressor dikelompokkan sebagai berikut : masalah perkawinan, masalah keluarga, masalah hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, lingkunagn hidup, masalah hukum, keuangan, perkembangan penyakit fisis dan lain-lain Adapula yang membagi stressor menjadi:
a.       Stressor fisis : seperti panas, dingin, suara bising dan sebagainya
b.      Stressor sosial seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, pekerjaan, karir, masalah      keluarga, hubungan intepersonal, dan lain-lain.
c.       Stessor psikis misalnya frustasi, rendah diri,perasaan berdosa, masa depan yang tidak jelas dan sebagainya.

Lazarus dan Cohen mengklasifikasikan stressor ke dalam tiga kategori, yaitu :
1.               Catacylsmic events. Fenomena besar atau tiba-tiba terjadi, kejadian-kejaidn penting yang mempengaruhi banyak orang, seperti bencana alam.
2.               Personal stressor. Kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi seikit orang atau sejumlah orang tertentu, seperti krisis keluarga.
3.               Backgorund stressor. Pertikaian atau permasalahan yang biasa terjadi setiap hari, seperti masalah dalam pekerjaan dan rutinitas pekerjaan.

Ada beberapa jenis-jenis stressor psikologis (dirangkum dari folkman, 1984; Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992) yaitu:
1.            Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan terentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu. Secara umum tekanan mendorong individu untuk meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari  dan memiliki bentuk yang berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa kompetisi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.
2.            Frustasi
Frustasi dapat terjadi apabila usaha individu mencapai sasaran tertentu mendapat hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan. Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang mengancam, seperti misalnya  timbul reaksi marah, penolakan maupun depresi.
3.            Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
a.       Approach – approach conflict, terjadi apabila individu harus satu diantara dua alternative yang sama sama disukai misalnya saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
b.       Avoidence – avoidence conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memilki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c.       Approach – avoidence conflict, adalah situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseeorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok

Berdasarkan pengertian stressor diatas dpat disimpulkan kondisi fisik, lingkungan dan sosial yang menjadi penyebab dari kondisi stres.

C.    Tipe
Ada empat tipe stres yang dibagi dalam dua kelompok, yakni positif stres dan negatif stres. Yang termasuk dalam positif stres adalah eustres, yakni saat stres muncul, seseorang justru lebih produktif atau malah lebih kreatif dalam menyelesaikan pekerjaan. 
Positif stres bisa membantu kita melakukan perubahan dalam hidup. Tak sedikit yang berganti profesi atau menemukan jalan keluar yang jitu dari suatu masalah. Positif stres juga membantu kita menyadari ada sesuatu yang salah dan harus diperbaiki. Penemuan-penemuan penting dalam bidang teknologi atau disain kreatif biasanya berasal dari stres tipe ini. 
Yang termasuk dalam kelompok negatif stres diantaranya adalah distress. Perasaan stres ini muncul saat seseorang sedang frustasi, takut, atau punya kemarahan yang belum dilampiaskan. Bila terlalu sering mengalami distress, akibatnya adalah tekanan mental. Kemudian ada juga understress, yang terjadi saat seseorang mulai kehilangan tantangan. Manajemen kantor yang salah atau minimnya kesempatan untuk berpartisipasi dan menunjukkan skill sering menyebabkan stres tipe ini. Understress bisa mendorong kita pada masalah baru. Jenuh dan perasaan tak berdaya adalah dua efek dari stres ini, akibatnya kita jadi kehilangan motivasi untuk bekerja. 
Tipe negatif stres terakhir adalah over-stress. Stres ini terjadi setelah seseorang bekerja keras atau berusaha berlebihan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan demi memenuhi tenggat. Kondisi ini terus berulang karena kita tak punya waktu untuk break dan menarik napas sejenak, sehingga pikiran kita hanya terfokus pada cara menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Over-stress bisa berakibat pada berkurangnya kemampuan atau kreatifitas. 

D.    Penanggulangan
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi stress, antara lain :
-          Istirahat
Istirahat yang cukup jangan sampai kekurangan tidur karena denga tidur yang cukup akan membantu Anda merasa segar dan menjadi produktif terhadap pekerjaan Anda dan tanggung jawab. Ini akan membantu membersihkan pikiran dan objektif  dalam menganalisa sebuah masalah.

-          Menyusun Kembali Penilaian
Ini berarti mencari arti yang berbeda, sudut pandang yang berbeda-beda baik pro maupun ko, peluang-peluang pelajaran yang dapat kita pelajari. Kemampuan menciptakan keberuntungan  dengan tiba-tiba atau kata lain latar yang berbeda. Pengalaman apapun akan  menciptakan rasa senang atau tidak senang tergantung bagaimana merasakannya.
-          Relaksasi dan menarik nafas dalam-dalam
Teknik ini mudah dilakukan dengan beberpa cara misalnya meditasi, yoga, dan olah raga.

-          Proyeksikan emosi
Cobalah untuk meproyeksikan emosi yang sedang dihadapi. Misalnya misalnya dengan berrbagi pemikiran dengan orang-orang yang anda percayai yang netral dalam melihat permasalahan sehingga anda dapat mendapatkan saran, nasehat yang orisinil tanpa dipengaruhi ego dan kepentingan

-          Visualisasi
Yaitu mengenang memori kita yang menyenangkan, sehingga terlupakan hal-hal yang menyedihkan, menyakitkan, dan hal-hal yang membuat kita tidak merasa enak.

-          Mengendalikan dorongan hati
Karakteristik emosi ini yang memperbolehkan seseorang menunda kesenangan. Tes Marshmallow yang terkenal, menggambarkan pengaturan emosi atau mengendalikan keadaab dengan baik.

-          Mengelola suasana hati (mood)
Yaitu meliputi kecakapan tentang tenang, menghilangkan kegelisahan, kesedihan, atau sesutau yang menjengkelkan.

-          Mengungkapkan dan mengelolah emosi
Mengelola emosi tidak berarti menekan perasaan. Menurut Aristoteles, setiap orang memunculkan rasa marah itu mudah, tetapi untuk marah kepada orang yang tepat, pada tingkat yang tepat, waktu, tujuan, dan dengan cara yang tepat itu tidak mudah.

-          Mengalihkan perhatian
Cobalah untuk relaksasi dengan melakukan hobby anda seperti mendengar musik, menonton film, membaca, melukis, bercanda dengan teman-teman dan apapun yang dapat membantu menenangkan anda dan memberi suasana hati yang kondusif.
Sumber :
http://blogkputih.blogspot.com/2012/01/pengertian-stress-dan-general.html

No comments:

Post a Comment