I. Pengorganisasian
Struktur Manajemen
a.
Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian
didefiniskan sebagai kegiatan mengatur dan menyusun pekerjaan-pekerjaan yang
harus dikerjakan/diselesaikan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut
merupakan proses yang dilalui para manajer untuk merencanakan (design) struktur
organisasi yang bertujuan untuk membuat karyawan bekerja dengan lebih efektif
dan efisien. Proses ini sangat penting dan akan menimbulkan banyak manfaat.
b.
Definisi Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi didefinisikan sebagai pengaturan resmi (formal) dari pekerjaan di
dalam organisasi. Ketika para manager membangun atau mengubah struktur
organisasi, maka artinya mereka sedang membuat design organisasi, yaitu proses
yang terdiri dari keputusan-keputusan mengenai 6 hal penting yaitu : work
specialization, departementalization, chain of command, span of control,
centralization and decentralization, and formalization.
c.
Pengorganisasian sebagai Fungsi Manajemen
Pengorganisasian
sebagai fungsi manajemen dimana oihak manajemen sebuh organisasi melakukan
pengaturan dan penataan terhadap pekerjaan-pekerjaan?hal-hal yang harus
dikerjakan/diselesaikan untuk mencapai tujuan organisasi. Saat para manajer
melakukan fungsi perngorganisasian, mereka menentukan tugas-tugas yang harus
diselesaikan, siapa saja yang harus menyelesaikannya, bagaimana cara
mengelompokkan tugas-tugas tersebut, siapa yang harus melapor kepada siapa, dan
dimana keputusan harus dibuat. Dengan fungsi ini, para karyawan dapat dengan
mudah mengetahui apa yang harus dikerjakan sehingga menjadi lebih focus didalam
mecapai tujuan organisasi.
II. Actuating dalam
Manajemen
a.
Definisi Actuating
Dari seluruh
rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen
yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi. Actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
b.
Pentingnya Actuating
Actuating
sangat penting karena menentukan apakah rencana-rencana yang telah dibuat pihak
menejamen dapat berjalan atau tidak. Perencanaan tanpa adanya pelaksanaan
merupakan suatu hal yang sia-sia sehingga sangat penting agar rencanya tersebut
dapat tercapai dan terlaksana di dalam fungsi actuating ini. Karena pentingnya
actuating, maka pihak manajemen harus benar-benar melakukan cara-cara agar
seluruh anggota organisasi mau untuk mencapai sasaran organisasi dengan
menjalankan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
c.
Prinsip Actuating
Pengarahan
merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para
bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta
efesien untuk mencapai tujuan. Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat
kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah
laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku
yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh
karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada
beberapa prinsip, yaitu:
1. Prinsip
mengarah pada tujuan
Tujuan
pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin
efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap
usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan
fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain
seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan
yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan
bawahan.
2. Prinsip
keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang
bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan
tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi
penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing
individu. Motivasi yang baik akan
mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan
pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan
organisasi.
3. Prinsip
kesatuan komando
Prinsip
kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung
jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam
melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja,
maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin
besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
III. Mengendalikan
Fungsi Manajemen
a.
Definisi Mengendalikan (Controlling)
Controlling
didefinisikan sebagai proses dari mengamati, membandingkan dan
mengkoreksi?memperbaiki kinerja pekerjaan. Semua manajer seharusnya ikut
terlibat didalam melaksanakan fungsi manajemen ini meskipun divisi/bagiannya
telah menghasilkan kinerja yang sesuai dengan rencana/harapan. Para manajer
tidak akan pernah tau apakah divisi/bagian mereka telah menghasilkan kinerja
yang seharusnya sampai mereka melakukan evaluasi terhadap pekerjaan-pekerjaan
yang telah diselesaikan dan membandingkan antara kinerjanya dengan standar yang
diinginkan. Sistem controlling yang efektif akan memastikan bahwa
pekerjaan-pekerjaan terselesaikan dengan baik yang akan mengarah pada
tercapainya tujuan organisasi.
b.
Langkah-Langkah dalam Kontrol
1.
Measuring
Untuk
menentukan apa kierja yang sebenarnya. Empat sumber daya yang sering digunakan
para manajer untuk mengukur kinerja adalah observasi personal, laporan statistic,
laporan lisan dan laporan tertulis. Apa yang akan diukur meupakan hal paling
penting dari proses controlling. Beberapa kriteria controlling dapat digunakan
dalam berbagai situasi manajemen. Dalam langkah ini, pihak manajemen mengukur
tingkat kinerja perusahaan.
2.
Comparing
Untuk
menentukan tingkat perbedaan antara kinerja yang sesbenarnya dengan standar
kinerja yang diinginkan. Dalam hal ini untuk menentukan tingkat perbedaan
digunakan variasi. Meskipun beberapa variasi dalam kinerja dapat diekspektasi
namun tetap penting untuk menentukan tingkat dimana varias masih dapat
diterima. Dalam langkah ini pihak manajemen menmbandingkan kinerja yang telah
diukur sebelumnya dengan standar kinerja yang diinginkan atau telah ditetapkan
sebelumnya.
3.
Taking Managerial Action
Tahap
ketiga adalah mengambil tindakan manajerial. Dalam langkah ini pihak manajemen
mengambil tindakan atas pengukuran dan pembandingan yang telah dilakukan
sebelumnya. Terdapat 3 hal yang mungkin dilakukan pihak manajemen dalam tahap
ini, tidak melakukan apa-apa, memperbaiki kinerja, atau merevisi standar yang
sebeluumnya telah ditetapkan.
c.
Tipe-tipe Controlling
1.
Feedforward control
Tipe
controlling yang dilakukan sebelum aktivitas pekerjaan dilakukan. Contoh tipe
controlling ini adalah melakukan pencegahan-pencegahan yang kemungkinan dapat
dilakukan selama proses aktivitas pekerjaan dilakukan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan misalnya membuat peraturan-peraturan yang mengatur batas-batas
tertentu.
2.
Concurrent control
Tipe
controlling yang dilakukan pada saat aktivitas pekerjan sedang berlangsung (in
progress). Contoh tipe controlling ini adalah melakukan perubahan-perubahan
kecil selama aktivitas pekerjan itu dilakukan agar tetap berjalan sesuai
batasan yang diinginkan.
3.
Feedback control
Tipe
controlling yang dilakukan setelah aktivitas pekerjaan selesai dilakukan. Contoh
tipe ini adalah seperti tahap ketiga dalam rposes controlling yaitu mengambil
tindakan manajerial.
d.
Kontrol Proses Manajemen
Merupakan
proses controlling dari keseluruhan proses manajemen yang dijalankan mulai dari
awal.
Sumber :
Robbins, Stephen P & Coulter, Marry. 2007. Management, ninth
edition. Pearson International Editon.
No comments:
Post a Comment